Senin, 05 November 2012

MANFAAT MEMELIHARA KELINCI BAGI WANITA
Binatang yang paling populer dipelihara untuk orang dewasa biasanya adalah kucing dan anjing. Kelinci lebih umum dipelihara oleh anak-anak. Namun, sebuah penelitian terbaru mengatakan, ada baiknya bagi perempuan untuk memelihara kelinci. Bahkan, kini klinik-klinik psikologi memelihara kelinci di dalam ruang praktiknya. Sebuah studi terkini yang dilakukan oleh sebuah tim spesialis di University of Missouri, yang dipimpin oleh Professor Rebecca Johnson mengutarakan bahwa kehadiran kelinci bisa memberikan ketenangan bagi perempuan. Lebih lanjut, para peneliti mengobservasi penurunan level hormon stres bernama kortisol dalam tubuh perempuan setelah membelai rambut kelinci yang lebat selama beberapa menit. Memelihara kelinci, menurut dr Johnson, termasuk dalam proses merawatnya, memfasilitasi si empunya untuk membangun hubungan sosial, mengajarkan perempuan untuk mengerti dirinya sendiri dan orang lain, serta bagaimana berkomunikasi dengan orang lain secara efektif, mungkin ini terjadi karena perawatan kelinci cukup sulit dan butuh perawatan yang intensif, sehingga butuh masukan dan informasi dari banyak orang. Perempuan yang memelihara kelinci pun diteliti memiliki kontrol emosi dan sikap yang lebih baik. Kelinci pun sering digunakan sebagai bagian dari terapi untuk membantu penyembuhan sakit serius pada anak-anak dan remaja, seperti autisme, depresi, serta kurang percaya diri. http://rockypanjaitan.blogspot.com

Rabu, 09 Maret 2011

SUGIH TANPA BANDA, DIGDAYA TANPA AJI, NGLURUG TANPA BALA, MENANG TANPA NGASORAKE

Falsafah hidup (gegebengan) yang adi luhung diatas diturunkan oleh RM. Pandji Sosrokartono kepada anak cucunya. Beliau adalah putra Bupati Jepara ( RM. Adipati Aryo Sosroningrat ), yang juga kakak dari RA. Kartini (Pahlawan emansipasi wanita Indonesia). RM. Pandji Sosrokartono adalah seorang yang berpendidikan, belajar di Universitas Leiden dengan jurusan Bahasa dan Sastra Ketimuran, menguasai 26 Bahasa Asing, dan juga beliau merupakan tokoh Kejawen. Hal-hal yang diwariskan kepada kita merupakan nilai luhur yang patut kita terapkan kedalam kehidupan se hari-hari agar kita dapat menjadi Manusia Jawa yang dapat dipertanggungjawabkan.

SUGIH TANPA BANDA.
Falsafah ini bisa diartikan bahwa kita harus merasa menjadi "kaya" secara hati dan sikap hidup. Kita tidak dibenarkan apabila merasa
MINDER, merasa terkucilkan. Memang sudah menjadi kodrat manusia apabila kita sebagai manusia memiliki pandangan yang materialistis/keduniawian. Namun Tuhan menciptakjan kita sebagai makhluk yang berbudi, yang memiliki ROH atau suksma, yang memiliki kebijaksanaan. Sebagai manusia yang berbudi kita diberikan kemampuan berpikir secara positif, beribadah kepada Gusti, sehingga kita mampu memilah-milah, dan berpikir tidak hanya secara duniawi, materialistis, namun kita juga bisa menghargai "kekayaan" batin, nilai, perilaku yang "tinggi" nilai budi pekertinya.

DIGDAYA TANPA AJI
Manusia dikatakan digdaya/sakti apabila memiliki kesaktian, tahan terhadap segala senjata, dapat menahan serangan musuh, dll. Dan kesaktian ini diperoleh dengan cara "laku" yang hanya bisa dicapai oleh oleh-orang tertentu saja.
Falsafah DIGDAYA TANPA AJI dimaksudkan adalah kita sebagai Manusia Jawa haruslah memiliki sifat-sifat yang baik, berbudi pekerti luhur, tata krama dan kesopanan yang sangat tinggi, toleransi yang luar biasa, positif thinking, dsb, sehingga dimanapun kita berada kita tidak mengundang musuh. Segala kejahatan disikapi dengan sabar, ikhlas, tersenyum, sehingga pmusuhan dapat diminimalisir. Apabila kita mampu bersikap demikian, kita bagaikan memiliki kesaktian karena diharapkan tak ada sesama kita yang akan menghancurkan diri kita. Hal inilah yang dimaksudkan dengan DIGDAYA TANPA AJI.

NGLURUG TANPA BALA
Kita harus 'maju perang', namun kita harus berangkat sendiri,tidak diperbolehkan membawa 'pasukan'.
Mengapa demikian ??. Karena kita harus berperang melawan "diri sendiri'. Kita harus mampu berperang melawan "hawa nafsu" yang negatif, yang tidak baik. Inilah jihad sesungguhnya yang harus kita lakukan, yaitu melawan nafsu ketamakan, amarah (emosi), kerakusan, kelicikan, ambisi berlebihan, dll. Hal ini sangatlah berat karena tanpa niat dan tekad yang benar-benar kuat hal ini tak kan mampu terlaksana. Falsafah ini digambarkan dengan kalimat/Tembang Sinom yang indah oleh Pujangga terkenal Ki Ranggawarsita dalam "Serat Kalatidha", yaitu : "Amenangi zaman edan, ewuh aya ing pambudi, melu edan nora tahan, yen tan melu anglakoni, boya keduman melik, kaliren wekasanipun, ndilalah karsa Allah, begja-begjaning kang lali, luwh begja kang eling lawan waspada". Inilah yang sebagian dari kita belum mampu memenangkan peperangan ini terbukti jaman sekarang banyak sekali terjadi hal-hal negatif dimasyarat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya.

MENANG TANPA NGASORAKE
Falsafah ini bisa kita hayati apabila kita benar-benar dapat menerapkan TATA KRAMA JAWA yang baik. Apabila kita telah menyatu dengan tata krama yang baik maka kita akan menjadi pribadi yang sareh, senantiasa eling lan waspada, menjunjung tinggi laku utama, kebaikan, mengenal diri sendiri, menyerahkan segala usaha dan sikap kepada Gusti Keng Murbeng Dumadi.

Demikianlah, semoga falsafah hidup yang adiluhung ini mampu kita serap, kita terapkan, dan kita wariskan kepada anak cucu aehingga kekacauan yang terjadi dimana-mana dengan sabar sareh mampu dikurangi minimal oleh keluarga kita, sahabat2 kita, lingkungan kita dll...walaupun memakan waktu namun tak ada salahnya kita berusaha..demi tercapainya masyarakat dunia yang aman, adil , sentausa. Terlalu muluk kah ??

copas dari catatan Ida Susweniati Indah Retnoningsih

Senin, 14 Desember 2009

Hari Ini Milik Anda

Jika kamu berada di pagi hari, janganlah mengunggu sore tiba. Hari inilah yang akan anda jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinariAnda, dan siangnya menyapa Anda inilah hari anda.

Umur anda, mungkin tinggal hari ini. Maka, anggaplah masa hidup anda hanya hari ini, atau seakan-akan anda dilahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu, hidup anda tak akan tercabik-cabik diantara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acap kali menakutkan.

Pada hari ini pula, sebaiknya anda mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras. Dan pada hari inilah, anda harus bertekad mempersembahkan kualitas sholat yang paling khusyu’, bacaan al-Qur’an yang tadabbur, dzikir dengan sepenuh hati, keeimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak kerelaan dengan semua yang Allah berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan raga, serta
perbuatan baik terhadap sesama.

Pada hari dimana anda hidup saat inilah sebaiknya anda membagi waktu dengan bijak. Jadikanlah setiap menitnya laksana ribuan tahun dan setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamlah kebaikan sebanyak-banyaknya pada hari itu. Dan, persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari itu. Ber-istighfar-lah atas semua dosa, ingatlah selalu kepadanya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam keabadian, dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan! Terimalah rezeki, isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan jabatan anda dengan penuh keridhaan.

( Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur )
( QS. Al-A’raf: 144 )


Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian, dan kebencian.

Jangan lupa, hendaklah anda goreskan pada dinding hati anda satu kalimat ( bila perlu anda tulis pula diatas meja kerja anda ): Harimu adalah ahri ini. Yakni, bila hari ini anda memakan nasi hangat yang harum baunya, maka apakah nasi basi yang telah anda makan kemarin atau nasi hangat esok hari ( yang belum tentu ada ) itu akan merugikan anda?

Jika anda dapat minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa anda harus bersedih atas air asin yang anda minum kemarin, atau mengkhawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi ?

Jika anda percaya pada dirisendiri, dengan semangat dan tekad yang kuat anda, maka akan dapat menundukan diri untuk berpegang pada prinsip: aku hanya kan hidup hari ini. Prinsip ini yang akan menyibukan diri anda setiap detik untuk selalu memperbaikai keadaan, mengembangkan semua potensi, dan menyucikan setiap malam.

Dan itu, akan membuat anda berkata dalam hati, “Hanya hari ini aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja. Tak berucap kotor dan jorok yang menjijikan, tidak akan pernah mencela, menghardik dan juga membicarakan kejelekan orang lain. Hanya hari ini aku berkesempatan menertibkan rumah dan kantor agar tidak semrawut dan berantakan. Dan karena hanya ini saja aku akan hidup, maka aku akan memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapian penampilanku, kebaikan tutur kata dan tindak tandukku.”

Karena hanya akan hidup hari ini, maka aku akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb, mengerjakan sholat sesempurna mungkin, membekali diri dengan sholat-sholat sunah nafilah, berpegang teguh pada al-Qur’an, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat.

Aku hanya akan hidup hari ini, karenanya aku akan menanam dalam hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan berikut ranting-rantingnya yang berduri, baik sifat takabur, ujub, riya’, dan buruk sangka.

Hanya hari ini aku akan dapat menghirup udara kehidupan, maka aku akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan tangan kepada siapapun. Aku akan menjenguk mereka yang sakit, mengantarkan jenazah, menunjukan jalan yang benar bagi yang tersesat, memberi makan orang kelaparan, menolong orang yang sedang kesulitan, membantu orang yang dizalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka yang menderita, menghormati orang alim, menyayangi anak kecil, dan berbakti pada orang tua.

Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan, “ Wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu. Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetik pun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi.”

“Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak akan pernah bermain denga khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan.”

“ Hari ini milik anda “, adalah ungkapan yang paling indah dalam “kamus kebahagiaan”. Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan menyenangkan. (cahaya sufi)

Yang Lalu Biar Barlalu

Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu, sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.

Bagi orang yang berfikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam “ruang” penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam “penjara” pengacuhan selamanya. Atau diletakan di dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dankegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.

Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau dibawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri anda dari bayangan masa lalu! Apakah anda ingin mengembalikan air sungai kehulu, matahari ketempatnya terbit, seorok bayi keperut ibunya, air susu kepayudara sang ibu, dan air mata kedalam kelopak mata ? Ingatlah, keterikatan anda dengan masa lalu, keresahan anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa anda dengan pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.

Mambaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam Al-Qur’an, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, “itu adalah umat yang lalu.” Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.

Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang
menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu.

Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalu demikian: “ Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya.” Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, “Mengapa engkau tidak menarik gerobak?”

“Aku benci khayalan,” jawab keledai.

Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukan oleh masa lalu. Itu, sama halnya kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.

Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh kebelakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus kedepan, air akan mengalir kedepan, setiap kalfilah akan berjalan kedepan, dan segala sesuatu bergerak kedepan. Maka itu, jangankah melawan sunah kehidupan. (Cahaya Sufi) !

Pikirkan dan Syukurilah!

Artinya, ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan kepada Anda. Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kaki.

( Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.)
( QS. Ibrahim: 34 )

Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara dan air, semuanya tersdia dalam hidup kita. Namun begitulah, anda memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Anda menguasai kehidupan tapi tidak pernah mengetahuinya.

( Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan batin )
( QS. Luqman: 20 )

Anda memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki.

( Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?)
( QS. Ar-Rahamn: 13 )

Apakah anda mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus-menerus tiada henti? Apakah anda mengira bahwa berdiri tegak diata kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketika patah?

Maka sadarilah, betapa hinanya dirikita manakala tertidur lelap, ketika sanak saudara disekitar Anda masih banyak yang tidak bisa tidur karena sakit yang mengganggunya? Pernahkah anda merasa nista manakala dapat menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang disekitar Anda yang tidak bisa makan dan minum karena sakit?

Coba pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran,
yang denganya Allah menjauhkan Anda dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata Anda yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit Anda yang terbebas dari penyakit lepra dan supak. Dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak Anda yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan.

Adakah Anda ingin menukarkan mata Anda dengan emas sebesar gunung Uhud, atau menjual pendengaran Anda seharga perak satu bukit? Apakah anda mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah Anda hingga Anda bisu? Maukah Anda menukar kedua tangan Anda dengan untaian mutaira, sementara tangan Anda buntung?

Begitulah, sebenarnya Anda berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempurnaan tubuh, tetapi Anda tidak menyadarinya. Anda tetap merasa resah, suntuk, sedih, dan gelisah, meskipun Anda masih mempunyai nasi hangat untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat.

Anda acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga Anda pun lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa Anda mudah terguncang, hanya karena kerugian materi yang mendera. Padahal, sesungguhnya Anda masih memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagiaan, karunia, kenikmatan dan lain sebagainya. Maka pikirkan semua itu, dan kemudian syukurilah !

( Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan. )
( QS. Adz-Dzariyat: 21 )

Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada diri, keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia di sekeliling Anda. Dan janganlah termasuk golongan

( Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya )
( QS. An-Nahl: 83 ) (Cahaya Sufi)

Ya Allah!

Ya Allah!

( Semua yang ada dilangit dan di bumi selalu meminta pada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.)
(QS. Ar-Rahman:29)

Ketika laut bergemuruh, ombak menggunung, dan angin bertiup kencang menerjang, semua penumpang kapal akan panik dan menyeru: “Ya Allah!”

Ketika seorang tersesat ditengah gurun pasir, kendaraan menyimpang jauh dari jalurnya, dan para khalifah bingung menentukan arah perjalanannya, mereka akan menyeru : “Ya Allah!”

Ketika musibah menimpa, bencana melanda, dan tragedi terjadi, mereka yang tertimpa akan selalu berseru: “Ya Allah!”

Ketika pintu-pintu permintaan telah tertutup dan tabir-tabir permohonan digeraikan, orang-orang mendesah :”Ya Allah!”

Ketika semua cara tak mampu menyelesaikan, setiap jalan terasa menyempit, harapan terputus, dan semua jalan pintas membuntu, mereka pun
menyeru : “Ya Allah!”

Ketika bumi terasa menyempit dikarenakan himpitan persoalan hidup, dan jiwa serasa tetekan oleh beban berat kehidupan yang harus anda pikul, menyerulah: “Ya Allah!”

Kuingat Engkau saat alam begitu gelap
gulita, dan wajah zaman berlumuran debu hitam
Kusebut nama-Mu dengan lantang di saat fajar menjelang,
dan fajar pun merekah seraya menebar senyuman indah

Setiap ucapan baik, doa yang tulus, rintihan yang jujur, air mata yang menetes penuh keikhlasan, dan semua keluhan yang menggundahgulanakan hati adalah hanya pantas ditujukan ke hadirat-Nya.

Setiap dini hari menjelang, tengadahkan kedua telapak tangan, julurkan tangan penuh harap, dan arahkan terus tatapan matamu ke arah-Nya untuk memohon pertolongan! Ketika lidah bergerak, tak lain hanya untuk menyebut, mengingat dan berdzikir dengan nama-Nya. Dengan begitu, hati akan tenang, jiwa akan damai, syaraf tak lagi menegang, dan iman kembali berkobar-kobar. Demikianlah, dengan selalu menyebut nama-Nya, keyakinan akan semakin kokoh. Karena,

( Allah maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya )
( QS. Asy-Syura: 19 )


Allah: nama yang paling bagus, susunan huruf yang paling indah, ungkapan yang paling tulus, dan kata yang sangat berharga.

( Apakah kamu tahu ada seseorang yang sama dengan Dia ( yang patut disembah)?
( QS. Maryam: 65 )

Allah: milik-Nya semua kekayaan, keabadian, kekuatan, pertolongan, kemuliaan, kemampuan, dan hikmah.

( Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan )
( QS. Ghofir: 16 )

Allah: dari-Nya semua kasih sayang, perhatian, pertolongan, bantuan, cinta dan kebaikan.

( Dan, apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya). )
( QS. An-Nahl: 53 )

Allah: pemilik segala keagungan, kemuliaan, kekuatan, dan keperkasaan.

Betapapun kulukiskan keagungan-Mu dengan deretan huruf,
Kekudusan-Mu tetap meliputi semua arwah
Engkau tetap Yang Maha Agung, sedang semua makna,
akan lebur, mencair ditengah keagungan-Mu, wahai Rabbku

Ya Allah, gantilah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan kesedihan itu awal kebahagiaan, dan simakan rasa takut ini menjadi rasa tentram. Ya Allah, dinginkan panasnya kalbu dengan salju keyakinan, dan padamkan bara jiwa dengan air keimanan.

Wahai Rabb, anugerahkan pada mata yang tak dapat terpejam ini rasa kantuk dari-Mu yang menentramkan. Tuangkan dalam jiwa yang bergolak ini dengan kedamaian. Dan, ganjarlah dengan kemenangan yang nyata. Wahai Rabb, tunjukan pandangan yang kebingungan ini kepada cahaya-Mu. Bimbinglah sesatnya perjalanan ini ke arah jalan-Mu yang lurus. Dan tuntunlah orang-orang yang menyimpang dari jalan-Mu merapat ke Hidayah-Mu.

Ya Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar yang pasti datang dan memancar terang, dan hancurkan perasaan yang jahat dengan secercah sinar kebenaran. Hempaskan semua tipu daya setan dengan bantuan bala tentara-Mu.

Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlah kegundahan dari jiwa kami semua.


Kami berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang mendera. Hanya kepadamu kami bersandar dan bertawakal. Hanya kepada-Mu kami memohon, dan hanya dari-Mu lah semua pertolongan. Cukuplah Engkau sebagai Pelindung kami, karena Engkaulah sebaik-baik Pelindung dan Penolong. (Cahaya Sufi)

Menuju Keindahan dan Kebahagiaan, Stop Comparing!

Ini bercerita tentang tokoh asal Timur Tengah, Nasruddin.
Suatu hari, Nasruddin mencari sesuatu di halaman rumahnya
yang penuh dengan pasir. Ternyata dia mencari jarum.Tetangganya
yang merasa kasihan, ikut membantunya mencari jarum tersebut.
Tetapi selama sejam mereka mencari jarum itu tak ketemu
juga.

Tetangganya bertanya, “Jarumnya jatuh dimana ?”
“Jarumnya jatuh di dalam,” jawab Nasruddin.
“Kalau jarum bisa jatuh di dalam, kenapa mencarinya diluar
?” tanya tetangganya. Dengan ekspresi tanpa dosa, Nasruddin
menjawab, “Karena di dalam gelap, di luar terang.”
Begitulah, perjalanan kita mencari kebahagiaan dan
keindahan.


Sering kali kita mencarinya di luar dan tidak mendapat
apa-apa.Sedangkan daerah tergelap dalam mencari
kebahagiaan dan keindahan,sebenarnya adalah daerah-daerah di dalam diri.
Justru letak ’sumur’kebahagiaan yang tak pernah kering, berada di
dalam. Tak perlu juga mencarinya jauh-jauh, karena ’sumur’ itu berada di

dalam semua orang.
Sayangnya karena faktor peradaban, keserakahan dan faktor
lainnya, banyak orang mencari sumur itu di luar. Ada orang yang
mencari bentuk kebahagiaannya dalam kehalusan kulit, jabatan, baju mahal,
mobil bagus atau rumah indah. Tetapi kenyataannya, setiap pencarian di
luar tersebut akan berujung pada bukan apa-apa. Karena semua
itu, tidak akan berlangsung lama. Kulit,misalnya, akan keriput karena
termakan usia, mobil mewah akan berganti dengan model terbaru,
jabatan juga akan hilang karena pensiun.
“Setiap perjalanan mencari kebahagiaan dan keindahan di
luar, akan selalu berujung pada bukan apa-apa, leads you nowhere.
Setiap kekecewaan hidup yang jauh dari keindahan dan kebahagiaan,
berangkat dari mencarinya diluar". Untuk mencapai tingkatan
kehidupan yang penuh keindahan dan kebahagiaan seseorang harus
melalui 5 (lima) buah ‘pintu’ yang menuju ke tempat tersebut.

>>Pintu pertama adalah stop comparing, start flowing.


“Stop membanding dengan yang lain. Seorang ayah atau ibu
belajar untuk tidak membandingkan anak dengan yang lain. Karena
setiap pembandingan akan membuat anak-anak mencari kebahagiaan di
luar”
Setiap penderitaan hidup manusia, setiap bentuk
ketidakindahan, dimulai dari membandingkan. Contoh Michael Jackson,
sebagai orang yang sering kali membandingkan dirinya dengan orang lain.
“Uangnya banyak, mampu mengongkosi hobinya untuk operasi plastik. Sehingga
orang yang hidup dari satu perbandingan ke perbandingan lain, maka
hidupnya kurang lebih sama dengan seorang Michael Jackson. Leads
you nowhere,”
Karena itu, saya mengajak pembaca ke sebuah titik, mengalir
(flowing) menuju ke kehidupan yang paling indah di dunia,yaitu
menjadi diri sendiri. Apa yang disebut flowing ini sesungguhnya
sederhana saja.
Kita akan menemukan yang terbaik dari diri kita, ketika
kita mulai belajar menerimanya. Sehingga kepercayaan diri juga
dapat muncul.
Kepercayaan diri ini berkaitan dengan keyakinan-keyakinan
yang kita bangun dari dalam. “Tidak ada kehidupan yang paling indah
dengan menjadi diri sendiri. Itulah keindahan yang
sebenar-benarnya !”

>>Pintu kedua menuju keindahan dan kebahagiaan adalah
memberi.

Sebab utama kita berada di bumi ini, kata Gede Prama,
adalah untuk memberi. “Kalau masih ragu dengan kegiatan memberi,
artinya kita harus memberi lebih banyak, Saya melihat ada 3
tangga emas kehidupan. I intend good, I do good and I am good.
Saya berniat baik, saya melakukan hal yang baik,
kemudian saya menjadi orang baik. Yang baik-baik itu bisa kita
lakukan, bila kita konsentrasi pada hal memberi,”
Memberi tidak harus selalu dalam bentuk materi. Pemberian
dapat berbentuk senyum, pelukan, perhatian, dan setiap manusia
yang sudah rajin memberi, dia akan memasuki wilayah beauty and
happiness.
“Saya sering bertemu dengan orang-orang kaya. Ada yang suka
memberi, ada yang pelit.Saya melihat orang yang tidak suka
memberi muka orang itu keringnya minta ampun. Orang yang mukanya
kering ini bertanya pada saya, apa rahasia kehidupan yang paling
penting yang bisa saya bagi ke saya.
Saya bilang : sleep well, eat well,” Artinya memang, untuk
ongkos untuk menjadi bahagia tidak mahal. Hanya saja orang sering
kali memperumit hal yang sudah rumit. Kalau kita sederhanakan,
sleep well, eat well akan jadi mudah jika diikuti dengan kegiatan
memberi. “Tak perlu khawatir, setiap pemberian itu ada yang mencatat.
Jika atasan Anda di kantor tidak mencatat pemberian Anda, ada ‘Atasan
Tertinggi’ yang mencatatnya. Mirip dengan petani, orang-orang yang
suka memberi akan memanen hasil-hasil yang diharapkan”

>>Cahaya di dalam pintu ketiga untuk menuju keindahan dan
kebahagiaan adalah berawal dari semakin gelap hidup Anda, semakin
terang cahaya Anda di dalam.


Perhatikanlah bintang di malam hari tampak bercahaya, jika
langitnya gelap.Sedangkan, lilin di sebuah ruangan akan bercahaya
bagus, jika ruangannya gelap.
Artinya, semakin Anda berhadapan dengan masalah dan cobaan
dalam hidup, semakin bercahaya Anda dari dalam. “Jika Anda punya
suami yang keras dan marah-marah, jangan lupa mengucapkan terima
kasih padaTuhan.
Karena suami yang keras dan marah-marah, Anda punya istri
cerewetnya minta ampun. Ucapkan terima kasih pada Tuhan,
karena orang cerewet adalah guru kehidupan terbaik. Paling
tidak dari orang cerewet kita belajar tentang kesabaran.
Jika Anda punya atasan diktatornya minta ampun, itu sengaja
ada yang kirim. Agar Anda belajar tentang kebijaksanaan,”
Orang yang pada akhirnya menemukan keindahan dan kebahagiaan,
biasanya telah lulus dari universitas kesulitan. Semakin banyak
kesulitan hidup yang kita hadapi, semakin diri kita bercahaya
dari dalam. Mengutip perkataan Jamaluddin Rumi,semuanya dikirim
sebagai pembimbing kehidupan dari sebuah tempat yang tidak terbayangkan.
“Tidak hanya orang cantik saja yang berguna, orang jelek
juga berguna.
Gunanya adalah karena orang jelek, orang cantik terlihat
jadi tambah cantik. Jadi semuanya ada gunanya, untuk menghidupkan
cahaya-cahaya beauty and happiness,”

>>Pintu keempat adalah surga yang bukanlah sebuah tempat,
melainkan adalah rangkaian sikap.

“Bila Anda melihat hidup penuh
dengan kesusahan dan godaan,maka neraka tidak ketemu setelah
mati. Neraka sudah ketemu sekarang,".Sedangkan Anda akan bertemu surga,
jika hasil dari rangkaian sikap Anda benar.

Sikap ini dimulai dari berhenti mengkhawatirkan segala
sesuatunya, dan coba yakinkan diri bahwa everything will be
allright. Setiap kali kita beribadah,berdoa dan memuja Tuhan,
tetapi setiap kali pula kita merasa takut. Padahal ketakutan
adalah sebentuk ketidakyakinan terhadap Tuhan.
“Kalau Anda berdoa tapi masih takut, mending jangan berdoa
karena tidak yakin. Lebih baik Anda yakin, hidup ini berjalan sempurna,
doanya pas-pasan tapi Anda yakin jauh lebih baik,” kata Gede Prama.
“Segala sesuatunya menjadi baik-baik saja jika Anda
mencintai yang kecil,"sambung konsultan manajemen yang dulu sempat
terpikir untuk mengoperasi hidungnya yang besar ini.

>>Pintu kelima menuju keindahan dan kebahagiaan yakni tahu
diri kita dan kita tahu kehidupan.

Ada cerita tentang kumpulan binatang
yang hendak bikin sekolah karena mereka tidak mau kalah dengan
manusia. Semua binatang mengikuti kursus berlari, berenang dan terbang.
Tetapi 11 tahun kemudian, binatang-binatang tersebut merasa lelah
sekali.
Burung tetap hanya bisa terbang, ikan tetap hanya bisa
berenang,dan serigala tetap hanya bisa berlari. Akhirnya mereka sampai
pada sebuah kesimpulan, bahwa mereka harus tahu diri. Ikan mesti tahu
diri hanya bisa berenang, burung mesti tahu diri hanya bisa terbang
sedangkan serigala harus tahu diri hanya bisa berlari.
Sehingga, seperti hewan-hewan tersebut, manusia-manusia
yang tidak tahu diri adalah manusia yang tidak pernah ketemu
keindahan dan kebahagiaan.

Ada sebuah kalimat bijak ;
“Sumur kehidupan yang tidak pernah kering berada di dalam.
Sumur ini hanya kita temukan dan kita timba airnya kalau
kita bisa mengetahui diri kita sendiri,” Seandainya diri
sendiri telah ditemukan, maka artinya kita kemudian mengetahui
kehidupan.