Senin, 14 Desember 2009

Menuju Keindahan dan Kebahagiaan, Stop Comparing!

Ini bercerita tentang tokoh asal Timur Tengah, Nasruddin.
Suatu hari, Nasruddin mencari sesuatu di halaman rumahnya
yang penuh dengan pasir. Ternyata dia mencari jarum.Tetangganya
yang merasa kasihan, ikut membantunya mencari jarum tersebut.
Tetapi selama sejam mereka mencari jarum itu tak ketemu
juga.

Tetangganya bertanya, “Jarumnya jatuh dimana ?”
“Jarumnya jatuh di dalam,” jawab Nasruddin.
“Kalau jarum bisa jatuh di dalam, kenapa mencarinya diluar
?” tanya tetangganya. Dengan ekspresi tanpa dosa, Nasruddin
menjawab, “Karena di dalam gelap, di luar terang.”
Begitulah, perjalanan kita mencari kebahagiaan dan
keindahan.


Sering kali kita mencarinya di luar dan tidak mendapat
apa-apa.Sedangkan daerah tergelap dalam mencari
kebahagiaan dan keindahan,sebenarnya adalah daerah-daerah di dalam diri.
Justru letak ’sumur’kebahagiaan yang tak pernah kering, berada di
dalam. Tak perlu juga mencarinya jauh-jauh, karena ’sumur’ itu berada di

dalam semua orang.
Sayangnya karena faktor peradaban, keserakahan dan faktor
lainnya, banyak orang mencari sumur itu di luar. Ada orang yang
mencari bentuk kebahagiaannya dalam kehalusan kulit, jabatan, baju mahal,
mobil bagus atau rumah indah. Tetapi kenyataannya, setiap pencarian di
luar tersebut akan berujung pada bukan apa-apa. Karena semua
itu, tidak akan berlangsung lama. Kulit,misalnya, akan keriput karena
termakan usia, mobil mewah akan berganti dengan model terbaru,
jabatan juga akan hilang karena pensiun.
“Setiap perjalanan mencari kebahagiaan dan keindahan di
luar, akan selalu berujung pada bukan apa-apa, leads you nowhere.
Setiap kekecewaan hidup yang jauh dari keindahan dan kebahagiaan,
berangkat dari mencarinya diluar". Untuk mencapai tingkatan
kehidupan yang penuh keindahan dan kebahagiaan seseorang harus
melalui 5 (lima) buah ‘pintu’ yang menuju ke tempat tersebut.

>>Pintu pertama adalah stop comparing, start flowing.


“Stop membanding dengan yang lain. Seorang ayah atau ibu
belajar untuk tidak membandingkan anak dengan yang lain. Karena
setiap pembandingan akan membuat anak-anak mencari kebahagiaan di
luar”
Setiap penderitaan hidup manusia, setiap bentuk
ketidakindahan, dimulai dari membandingkan. Contoh Michael Jackson,
sebagai orang yang sering kali membandingkan dirinya dengan orang lain.
“Uangnya banyak, mampu mengongkosi hobinya untuk operasi plastik. Sehingga
orang yang hidup dari satu perbandingan ke perbandingan lain, maka
hidupnya kurang lebih sama dengan seorang Michael Jackson. Leads
you nowhere,”
Karena itu, saya mengajak pembaca ke sebuah titik, mengalir
(flowing) menuju ke kehidupan yang paling indah di dunia,yaitu
menjadi diri sendiri. Apa yang disebut flowing ini sesungguhnya
sederhana saja.
Kita akan menemukan yang terbaik dari diri kita, ketika
kita mulai belajar menerimanya. Sehingga kepercayaan diri juga
dapat muncul.
Kepercayaan diri ini berkaitan dengan keyakinan-keyakinan
yang kita bangun dari dalam. “Tidak ada kehidupan yang paling indah
dengan menjadi diri sendiri. Itulah keindahan yang
sebenar-benarnya !”

>>Pintu kedua menuju keindahan dan kebahagiaan adalah
memberi.

Sebab utama kita berada di bumi ini, kata Gede Prama,
adalah untuk memberi. “Kalau masih ragu dengan kegiatan memberi,
artinya kita harus memberi lebih banyak, Saya melihat ada 3
tangga emas kehidupan. I intend good, I do good and I am good.
Saya berniat baik, saya melakukan hal yang baik,
kemudian saya menjadi orang baik. Yang baik-baik itu bisa kita
lakukan, bila kita konsentrasi pada hal memberi,”
Memberi tidak harus selalu dalam bentuk materi. Pemberian
dapat berbentuk senyum, pelukan, perhatian, dan setiap manusia
yang sudah rajin memberi, dia akan memasuki wilayah beauty and
happiness.
“Saya sering bertemu dengan orang-orang kaya. Ada yang suka
memberi, ada yang pelit.Saya melihat orang yang tidak suka
memberi muka orang itu keringnya minta ampun. Orang yang mukanya
kering ini bertanya pada saya, apa rahasia kehidupan yang paling
penting yang bisa saya bagi ke saya.
Saya bilang : sleep well, eat well,” Artinya memang, untuk
ongkos untuk menjadi bahagia tidak mahal. Hanya saja orang sering
kali memperumit hal yang sudah rumit. Kalau kita sederhanakan,
sleep well, eat well akan jadi mudah jika diikuti dengan kegiatan
memberi. “Tak perlu khawatir, setiap pemberian itu ada yang mencatat.
Jika atasan Anda di kantor tidak mencatat pemberian Anda, ada ‘Atasan
Tertinggi’ yang mencatatnya. Mirip dengan petani, orang-orang yang
suka memberi akan memanen hasil-hasil yang diharapkan”

>>Cahaya di dalam pintu ketiga untuk menuju keindahan dan
kebahagiaan adalah berawal dari semakin gelap hidup Anda, semakin
terang cahaya Anda di dalam.


Perhatikanlah bintang di malam hari tampak bercahaya, jika
langitnya gelap.Sedangkan, lilin di sebuah ruangan akan bercahaya
bagus, jika ruangannya gelap.
Artinya, semakin Anda berhadapan dengan masalah dan cobaan
dalam hidup, semakin bercahaya Anda dari dalam. “Jika Anda punya
suami yang keras dan marah-marah, jangan lupa mengucapkan terima
kasih padaTuhan.
Karena suami yang keras dan marah-marah, Anda punya istri
cerewetnya minta ampun. Ucapkan terima kasih pada Tuhan,
karena orang cerewet adalah guru kehidupan terbaik. Paling
tidak dari orang cerewet kita belajar tentang kesabaran.
Jika Anda punya atasan diktatornya minta ampun, itu sengaja
ada yang kirim. Agar Anda belajar tentang kebijaksanaan,”
Orang yang pada akhirnya menemukan keindahan dan kebahagiaan,
biasanya telah lulus dari universitas kesulitan. Semakin banyak
kesulitan hidup yang kita hadapi, semakin diri kita bercahaya
dari dalam. Mengutip perkataan Jamaluddin Rumi,semuanya dikirim
sebagai pembimbing kehidupan dari sebuah tempat yang tidak terbayangkan.
“Tidak hanya orang cantik saja yang berguna, orang jelek
juga berguna.
Gunanya adalah karena orang jelek, orang cantik terlihat
jadi tambah cantik. Jadi semuanya ada gunanya, untuk menghidupkan
cahaya-cahaya beauty and happiness,”

>>Pintu keempat adalah surga yang bukanlah sebuah tempat,
melainkan adalah rangkaian sikap.

“Bila Anda melihat hidup penuh
dengan kesusahan dan godaan,maka neraka tidak ketemu setelah
mati. Neraka sudah ketemu sekarang,".Sedangkan Anda akan bertemu surga,
jika hasil dari rangkaian sikap Anda benar.

Sikap ini dimulai dari berhenti mengkhawatirkan segala
sesuatunya, dan coba yakinkan diri bahwa everything will be
allright. Setiap kali kita beribadah,berdoa dan memuja Tuhan,
tetapi setiap kali pula kita merasa takut. Padahal ketakutan
adalah sebentuk ketidakyakinan terhadap Tuhan.
“Kalau Anda berdoa tapi masih takut, mending jangan berdoa
karena tidak yakin. Lebih baik Anda yakin, hidup ini berjalan sempurna,
doanya pas-pasan tapi Anda yakin jauh lebih baik,” kata Gede Prama.
“Segala sesuatunya menjadi baik-baik saja jika Anda
mencintai yang kecil,"sambung konsultan manajemen yang dulu sempat
terpikir untuk mengoperasi hidungnya yang besar ini.

>>Pintu kelima menuju keindahan dan kebahagiaan yakni tahu
diri kita dan kita tahu kehidupan.

Ada cerita tentang kumpulan binatang
yang hendak bikin sekolah karena mereka tidak mau kalah dengan
manusia. Semua binatang mengikuti kursus berlari, berenang dan terbang.
Tetapi 11 tahun kemudian, binatang-binatang tersebut merasa lelah
sekali.
Burung tetap hanya bisa terbang, ikan tetap hanya bisa
berenang,dan serigala tetap hanya bisa berlari. Akhirnya mereka sampai
pada sebuah kesimpulan, bahwa mereka harus tahu diri. Ikan mesti tahu
diri hanya bisa berenang, burung mesti tahu diri hanya bisa terbang
sedangkan serigala harus tahu diri hanya bisa berlari.
Sehingga, seperti hewan-hewan tersebut, manusia-manusia
yang tidak tahu diri adalah manusia yang tidak pernah ketemu
keindahan dan kebahagiaan.

Ada sebuah kalimat bijak ;
“Sumur kehidupan yang tidak pernah kering berada di dalam.
Sumur ini hanya kita temukan dan kita timba airnya kalau
kita bisa mengetahui diri kita sendiri,” Seandainya diri
sendiri telah ditemukan, maka artinya kita kemudian mengetahui
kehidupan.

Tidak ada komentar: